JUDUL
-
SIMPANG PAKANTAN PINTU ANGIN MUARA SIPONGI TOBANG BOTUNG MUARA BOTUNG AMPAN(ANTARA MUARA BOTUNG-USOR TOLANG) USOR TOLANG SILUAK T...
-
Dalan Kuliling Pasar Kotanopan "Tolu do salubang boluton!" ning nenek namarjagal bolut di lambung tangga arah tu Partenisan i di...
-
Rukun yamani adalah sisi atau sudut Ka’bah yang menghadap ke arahYaman. Atau disebut sudut arah Yaman. Rukun yang sejajar dengan hajar as...
-
Biodata maher zain Kehidupan awal Maher Zain lahir pada 1982 di Lebanon. Keluarganya berpindah ke Sweden ketika Maher zain berusia lapan t...
Sabtu, 19 Maret 2011
Hijir Ismail
Dulu Hijir Ismail berbentuk lingkaran penuh tetapi pada zaman quraisy terjadilah perbaikan dan terpotong separuh lingkarannya dengan demikian disebut:Hathim yang artinya terpotong. Hijir yaitu tempat dimana Ibarahim as meletakan istrinya Hajar dan putranya Ismail. Ia memerintahkan Hajar untuk membuat bangsal di tempat itu. Ada pula yang meriwayatkan bahwa nabi Ismail as dan ibunya dikubur di Hijir Ismail. Banyak riwayat yang menjelaskan bahwa Hijir ismail atau Hathim ini adalah bagian dari kabah (kira-kira 3 meter) oleh sebab itu tidak sah thawaf seseorang jika hanya mengelilingi Ka’bah tapi harus juga mengelilingi Hijir Ismail.
Dulu Hijir Ismail termasuk bagian dari Ka’bah, makanya saat thawaf diharuskan mengelilinginya. Pada masa Quraisy Ka’bah mengalami perombakan. Setelah dirombak, bangunan asli Ka’bah berobah dengan bangunan yang dibangun oleh Nabi Ibrahim as dan mengalami penyempitan. Penyempitan itu terjadi di daerah Rukun Syami, sehingga membuat Hijir Ismail tidak lagi masuk dalam Ka’bah. Hijir Ismail seolah-olah berada di luar bangunan Ka’bah dan bentuknya seperti yang kita lihat sekarang. Hal ini dikuatkan melalui Hadits Rasulallah saw. Siti Aisyah ra. pernah bertanya kepada rasulullah saw. mengenai dinding hijir ismail.Apakah ia bagian dari rukun suci ini? Nabi menjawab: “betul”. Kemudian Aisyah bertanya lagi: Mengapa mereka tidak memasukkan sekalian sisanya ke kabah? Nabi menjawab:”sebab kaummu kekurangan dana.” (H.R. Nasa’i)
Pada zaman Abdullah bin Zubair menjadi penguasa Makkah, beliau berkehendak mengembalikan Ka’bah sesuai dengan bentuk yang dibangun oleh Nabi Ibrahim as. Setelah dimusyawaratkan dengan pemuka pemuka Makkah, beliau melakukan hal tersebut, ia menghancurkan Ka’bah dan membangunnya kembali. Ia memasukkan hijir Ismail (batu setengah lingkaran yang berada di halaman Ka’bah) ke dalam bangunan Ka’bah, lalu membuat dua pintu Ka’bah yang rata dengan tanah, satu arah timur dan satu arah barat.
Pada kekuasaan Abdul malik bin Marwan, ia memerintahkan Hajjaj bin Yusuf Ats-tsaqafi untuk menutup pintu Ka’bah bagian barat yang dibuat oleh Ibnu Zubair ra dan menghancurkan bangunan tambahan di Hijir Ismail yang masuk ke dalam bangunan Ka’bah. Kemudian Hajjaj menutup pintu Ka’bah bagian barat dan membongkar dinding ke arah Hijir ismail sehingga terpisah dari Ka’bah. Demikianlah bentuk Ka’bah dibiarkan dalam posisi sepeti itu sampai sekarang ini.
Menurut riwayat dari Aisyah ra. bahwasanya beliau berkata:”Aku ingin sekali masuk ke kabah dan sholat didalamnya, lalu rasulullah saw. menarik tanganku dan membawanya ke dalam hijir ismail, sambil berkata:”Sholatlah di dalamnya jika engkau ingin masuk kabah, karena ia merupakan bagian dari Ka’bah”
Setengah lingkaran Hijir Ismail membentang sepanjang 21,57 meter. Garis tengah dari Rukun Hajar Iraqi dan Rukun Syami 11,94 meter, dan dari dinding Ka’bah ke bagian dinding dalam 8,42 meter. Lebar kedua sisi pintunya 2,29 meter, panjang dari pintu ke pintu 8,77 meter. Di dalam Hijir Ismail yang kecil itulah orang berebutan masuk, shalat dan berdoa meminta apa saja sesuai dengan hajat masing-masing. Konon do’a yang paling mustajab di Hijir Ismail dilakukan di bawah talang air.
Sejak terpisahnya dari dari Ka’bah, Hijir Ismail mengalami perbaikan. Dan orang yang pertama kali memperbaiki Hijir Ismail dengan memasang marmer pada pilar Hijir adalah Abu Ja’far Manshur, khalifah Bani Abbasiah, pada tahun 140 H. Demikian seterusnya Hijir Ismail mengalami pembaharuan dari tahun ke tahun sampai sekarang ini.
rahman lubis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar